Rabu, 12 Oktober 2011

Kondensator


Kapasitor atau biasa juga disebut Kodensator, adalah merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan tenaga listrik dalam waktu tertentu, tanpa disertai reaksi kimia. Kapasitor berlainan dengan aki, dimana aki juga dapat menyimpan tenaga listrik, tetapi dengan disertai reaksi kimia.
Pada dasarnya kapasitor terdiri dari 2 keping penghantar (konduktor) yang disekat satu dengan yang lain. Bahan penyekat keping ini disebut Dielektrika (Gambar 3.5). Berdasarkan bahan dielektikanya, maka kapasitor dibagi atas berbagai macam-maca, diantaranya :
Kapasitor keramik : jika dielektikanya keramik
Kapasitor kertas : jika dielektikanya kertas
Kapasitor mika : jika dielektikanya mika
Kapasitor elektrolit (elco) : jika dielektikanya oksida alumunium
Kapasitor variable (varco)
Kapasitor trimmer



Gambar 2.5 Dielektrika Kondensator

Dari bermacam-macam kapasitor mempunyai kemampuan menyimpan tenaga listrik yang berbeda-beda. Kemampuan menyimpan tenaga listrik dari kapasitor disebut kapasitansi (C), besar muatan (Q) diukur dengan satuan coulomb. Dan kapasitor yang memperoleh muatan listrik akan mempunyai tegangan antar terminal sebesar (V) volt. Kapasitansi dapat diukur berdasarkan besar  muatan yang dapat disimpan pada suatu kenaikan tegangan.
           
Kapasitansi total dapat diubah dengan cara menghubungkan beberapa kapasitor secara seri atau pararel.      
Sedangkan kapasitas total dapat ditambah dengan cara dihubungkan secara pararel dan dapat dicari dengan rumus :
            CT = C1 + C2 + … + Cn
Satuan kapasitas dari kapasitor itu dinyatakan dalam farad. 1 farad ialah kemampuan kapasitor untuk menyimpan tenaga listrik atau mesin listrik 1 coulomb, apabila kapasitor itu diberi tegangan listrik 1 volt. Dalam praktek, dibuat satuan-satuan yang lebih kecil, yaitu :
1 mikrofarad (m fd)  = 10-6  farad
1 nanofarad (nf)       = 10-9  farad
1 pikofarad (pfd)      = 10-12  farad
Disamping untuk menyimpan tenaga atau muatan listrik, kapasitor juga dapat digunakan untuk :
Peredam bunga api (kapasitor keramik)
Perata denyut arus listrik (kapasitor elektrolit)
Rangkaian resonansi dalam tuning sirkuit, atau mencari gelombang radio (kapasitor variable)
Menggeser gelombang atau menepatkan frekuensi (kapasitor trimmer)

Resistor

 Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R".




Macam-macam resistor 

Resistor tetap, disebut weerstand (bahasa Belanda) yang kaki-kakinya terletak pada ujung-ujungnya dan dalam praktek dapat dipasang bolak-balik. Nilai resistor dinyatakan dengan warna gelang yang melingkar pada bagian luar resistor tersebut. Kode warna gelang diciptakan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika yang bernama RMA (Radio Manufactores Association). Setiap resistor ditandai dengan 4 warna gelang, dimana warna-warna  tersebut melambangkan angka-angka sebagai berikut :
Hitam        : 0 (nol); Coklat: 1 (satu); Merah: 2 (dua);Jingga: 3 (tiga);
Kuning       : 4 (empat); Hijau : 5 (lima); Biru: 6 (enam); Ungu: 7 (tujuh)
Kelabu       : 8 (delapan); Putih: 9 (sembilan) 
       


Keterangan :
Pita pertama melambangkan angka pertama.
Pita kedua melambangkan angka kedua.
Pita ketiga melambangkan banyaknya angka nol.
Pita warna keempat melambangkan toleransi.

Contoh :
Merah, ungu, jingga, emas ; artinya 27 K Ohm toleransi 5%.
Hijau, biru, coklat, emas ; artinya 560 Ohm toleransi 5%.
Jingga, putih, jingga, perak ; artinya 39 K Ohm toleransi 10%.
Bila hanya terdapat tiga pita warna, sedang pita warna keempat tidak ada berarti toleransinya adalah 20%.
Contoh :
Jingga, putih, merah ; artinya 3 K 9 Ohm toleransi 20%.
Hijau, biru, kuning ; artinya 360 K Ohm toleransi 20%.
Jika pita warna ketiga itu emas, maka dua angka yang dilambangkan pita warna pertama dan kedua dikalikan dengan 0,1 dan bila pita warna ketiga itu perak pengalinya adalah 0,01.
Contoh :
Coklat, hitam, emas ; artinya 1 Ohm toleransi 20%.
Merah, hijau, perak ; artinya 0,25 Ohm toleransi 20%.


Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor


Variabel Resistor (VR)
Adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah, variabel resistor dapat digolongkan menjadi 2 macam :
Potensimeter, ada 2 macam :
Potensio Linier, ialah potensio yang apabila kontak gesenya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan linier.
Potensio logaritmis, ialah potensio yang apabila kontak gesenya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan logaritma.
Potensiometeer kebanyakan dipergunakan sebagai alat pengatur, misal :
Alat pengatur suara (Volume Control)
Alat pengatur nada (Tone Control)
Alat pengatur nada tinggi (Treble Control)
Alat pengatur nada rendah (Bass Control)

Gambar 2.3 Potensiometer dan lambangnya

             Trimmer potensio = Trimpot
Cara merubah nilai hambatan pada tripot adalah dengan jalan memutar memakai obeng (drei).

  Gambar Trimer Potensio dan lambangnya

 


RANGKAIAN RESISTOR

 Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkaikan beberapa resistor sehingga didapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk merangkaikan resistor, yaitu :
1. Cara Serial
2. Cara Paralel

Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.

Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.


Konversi satuan :
1 Ohm = 1 Ω
1 K Ohm = 1 K Ω
1 M Ohm = 1 M Ω
1 K Ω = 1.000 Ω
1 M Ω = 1.000 K Ω
1 M Ω = 1.000.000 Ω
(M = Mega (106); K = Kilo (103))