Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega). Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf "R".
Macam-macam resistor
Resistor tetap, disebut weerstand (bahasa Belanda) yang kaki-kakinya terletak pada ujung-ujungnya dan dalam praktek dapat dipasang bolak-balik. Nilai resistor dinyatakan dengan warna gelang yang melingkar pada bagian luar resistor tersebut. Kode warna gelang diciptakan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika yang bernama RMA (Radio Manufactores Association). Setiap resistor ditandai dengan 4 warna gelang, dimana warna-warna tersebut melambangkan angka-angka sebagai berikut :
Hitam : 0 (nol); Coklat: 1 (satu); Merah: 2 (dua);Jingga: 3 (tiga);
Kuning : 4 (empat); Hijau : 5 (lima); Biru: 6 (enam); Ungu: 7 (tujuh)
Kelabu : 8 (delapan); Putih: 9 (sembilan)
Pita pertama melambangkan angka pertama.
Pita kedua melambangkan angka kedua.
Pita ketiga melambangkan banyaknya angka nol.
Pita warna keempat melambangkan toleransi.
Contoh :
Merah, ungu, jingga, emas ; artinya 27 K Ohm toleransi 5%.
Hijau, biru, coklat, emas ; artinya 560 Ohm toleransi 5%.
Jingga, putih, jingga, perak ; artinya 39 K Ohm toleransi 10%.
Bila hanya terdapat tiga pita warna, sedang pita warna keempat tidak ada berarti toleransinya adalah 20%.
Contoh :
Jingga, putih, merah ; artinya 3 K 9 Ohm toleransi 20%.
Hijau, biru, kuning ; artinya 360 K Ohm toleransi 20%.
Jika pita warna ketiga itu emas, maka dua angka yang dilambangkan pita warna pertama dan kedua dikalikan dengan 0,1 dan bila pita warna ketiga itu perak pengalinya adalah 0,01.
Contoh :
Coklat, hitam, emas ; artinya 1 Ohm toleransi 20%.
Merah, hijau, perak ; artinya 0,25 Ohm toleransi 20%.
Tabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor
Variabel Resistor (VR)
Adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah, variabel resistor dapat digolongkan menjadi 2 macam :
Potensimeter, ada 2 macam :
Potensio Linier, ialah potensio yang apabila kontak gesenya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan linier.
Potensio logaritmis, ialah potensio yang apabila kontak gesenya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan logaritma.
Potensiometeer kebanyakan dipergunakan sebagai alat pengatur, misal :
Alat pengatur suara (Volume Control)
Alat pengatur nada (Tone Control)
Alat pengatur nada tinggi (Treble Control)
Alat pengatur nada rendah (Bass Control)
Gambar 2.3 Potensiometer dan lambangnya
Trimmer potensio = Trimpot
Cara merubah nilai hambatan pada tripot adalah dengan jalan memutar memakai obeng (drei).
RANGKAIAN RESISTOR
Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkaikan beberapa resistor sehingga didapatkan nilai resistansi yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk merangkaikan resistor, yaitu :
1. Cara Serial
2. Cara Paralel
Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai resistansi total semakin besar.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.
Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil.
Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara paralel.
Konversi satuan :
1 Ohm = 1 Ω
1 K Ohm = 1 K Ω
1 M Ohm = 1 M Ω
1 K Ω = 1.000 Ω
1 M Ω = 1.000 K Ω
1 M Ω = 1.000.000 Ω
(M = Mega (106); K = Kilo (103))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar